Klinik Kecantikan Di Semarang

Fakta Klinik Kecantikan Di Semarang Dan Dokter Kulit Indonesia

Syarief Hidayat Sp.KK, FINSDV, FAADV, Ketua Umum Pengurus Pusat PERDOSKI yang masa jabatannya berakhir di KONAS kemarin. “Tapi, 1.400 ini masih lebih banyak daripada negara tetangga seperti Malaysia, Singapura dan Kamboja. Bangga ya? Nah, walau jumlah dokter SpKK yang resmi itu sedikit namun klinik kecantikan malah marak muncul di Indonesia, menurut Dr. Syarief masyarakat harus waspada. “Title (dokter) yang digunakan itu kan kompetensi, didapatkan melalui proses pendidikan, dengan kurikulum, institusi dan proses pendidikan yang terakreditasi. Misal dokter SpKK, ada standar kompetensinya. Dokter umum, beda lagi kompetensinya. Nah, kalau ada yang melakukan praktik di luar kompetensinya, itu namanya malpraktik. Jadi sebenarnya ‘dokter estetika’ itu tidak ada. Tidak ada catatannya di DIKTI.” kata Dr. “Jadi kalau kita kursus ke Hong Kong satu bulan, pulang, buka praktik, nah… Jadinya tukang. Tukang Laser wajah Semarang, tukang filler. PERDOSKI sendiri sebagai perhimpunan, nggak bisa menegur klinik-klinik tersebut, karena baik dokter maupun klinik, sama-sama diawasi oleh Dinas Kesehatan. PERDOSKI hanya bisa membantu melaporkan keluhan. Regulasi tentang klinik estetika itu sebenarnya ada, namun sedang direvisi. Petinggi-petinggi PERDOSKI malah selama ini sering dipanggil jadi saksi ahli di persidangangan untuk kasus-kasus malpraktik. Maka itu, KONAS PERDOSKI kemarin pun juga diisi dengan banyak workshop untuk para dokter kulit agar dokter kulit Indonesia semakin kompeten, berkualitas, sehingga nggak perlu lah, kita pergi ke luar negeri, atau klinik-klinik yang belum jelas kompetensinya, untuk tampil cantik. KONAS PERDOSKI selanjutnya akan dilaksanakan di Surabaya tiga tahun lagi. By then, semoga dokter kulit qualified di Indonesia semakin banyak dan berkualitas!


Sedikit jumlahnya, namun ternyata dokter kulit Indonesia pemimpin di Asia-Pasifik. Tapi, hati-hati dengan klinik yang nggak kompeten! Ngumpul di tengah hampir dua ribu dokter kulit dari seluruh Indonesia dan Asia Pasifik, kebayang kan serunya? Tentunya banyak fakta menarik seputar dermatolog di Indonesia, juga industri kosmetik karena L’Oreal sebagai partner juga menghadirkan dua scientist-nya, Dewi Rijah Sari dari L’Oreal Indonesia dan Maya Krasteva M.D., PhD, dari L’Oreal Paris. “Kompetensi Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Memasuk Era Global” jadi fokus bahasan PERDOSKI pada KONAS kali ini, dan saya pun nggak mungkin nggak bertanya tentang maraknya klinik kecantikan di Indonesia. Walau tidak bertitel SpKK, banyak dokter yang membuka praktik di klinik-klinik ini dianggap “dokter kulit” oleh masyarakat, dan masih jadi tujuan mereka untuk mencari solusi masalah kulit. Baca juga: Ketergantungan Obat Dokter Kulit? “Faktanya ya, dokter kulit di Indonesia itu jumlahnya hanya ada 1.400 di seluruh Indonesia. Dan baru berpusat di kota-kota besar,” kata Dr.



Saat pertama datang, calon pasien akan mendapatkan nomor antrian untuk antri mendaftar ke resepsionis. Bermodalkan 60 ribu rupiah saja, kamu sudah bisa mendapatkan perawatan organic facial ala Larissa. Demi mengakomodasi pelanggan yang biasanya sudah ramai mengantri sejak pagi, Larissa menyediakan ruang tunggu yang relatif cukup nyaman sehingga menghabiskan waktu sekitar 45 menit untuk dipanggil perawatan nggak akan terasa lama. Setelah dipanggil, pasien akan diarahkan ke ruang perawatan bersama-sama dengan sekitar 30-an pasien lainnya dan diminta untuk berganti pakaian. Tersedia pula loker khusus yang diperuntukkan bagi pasien yang telah disesuaikan nomor tempat tidur. Meski kesannya nggak begitu privat, menurut Meily ruangan facial terasa cukup nyaman dan membuat rileks. Langkah-langkah perawatannya ternyata cukup lengkap lho, mengingat dana yang dikeluarkan nggak lebih dari 100 ribu rupiah. Setelah dipanggil, pasien akan diarahkan ke ruang perawatan bersama-sama dengan sekitar 30-an pasien lainnya dan diminta untuk berganti pakaian. Tersedia pula loker khusus yang diperuntukkan bagi pasien yang telah disesuaikan nomor tempat tidur.


Wajah Lady juga nggak hanya dibersihkan dan dipijat ala kadarnya, tetapi juga ditotok sampai terasa rileks banget. Baru setelah itu dilakukan proses pemencetan komedo-komedo di wajah. Setelah selesai panen komedo, wajah Lady pun divakum untuk mengangkat sisa-sisa komedo, dilanjutkan pemakaian roller yang dialiri listrik untuk rejuvenasi. Kemudian kulit wajah akan dibaluri masker peel off dan setelah kering akan diangkat. Untuk mengakhiri rangkaian perawatan, kulit wajah akan diberikan krim anti iritasi dan tabir surya. Sejujurnya, Lady merasa dengan harga Rp 180.000 dia berharap ada pelayanan yang lebih dari ini. Ya entah apa itu, misal pake alat yang canggih atau bisa membawa pulang masker dan sebagainya. Pasalnya, untuk rata-rata harga facial treatment di daerah Yogyakarta, angka ini terbilang relatif mahal. Ditambah lagi pelayanan yang kurang cekatan di saat pendaftaran sehingga membuat calon pasien terpaksa harus menunggu sangat lama, padahal saat itu kondisi sangat sepi. Akan tetapi, kalau kamu punya bujet berlebih dan memang menginginkan pijatan yang enak, Natasha bisa menjadi pilihan menarik untukmu. Nah, kira-kira kamu tertarik melakukan perawatan di mana nih guys? Jangan lupa ya, karena ini review jujur secara pribadi, jadi penilaian yang diberikan sangat objektif, tergantung ekspektasi masing-masing. Efek perawatan pada masing-masing konsumen pun sangat bervariasi, di sini Tim Hipwee hanya mencoba memberikan gambaran pengalaman facial di klinik kecantikan populer bagi kamu yang sebelumnya belum pernah melakukannya. Semoga review yang kami bagikan ini bermanfaat ya!


Buat yang pertama kali melakukan perawatan disini nggak akan mengalami kesulitan karena pasti akan diarahkan dengan cukup baik. Sama seperti facial di klinik kecantikan pada umumnya, pada awal pendaftaran calon pasien akan ditawarkan untuk konsultasi dulu atau langsung melakukan facial dan kali ini tanpa ada nomor antrian. Jika memilih untuk konsultasi ke dokter, pasien akan dicek dulu kulitnya oleh dokter lalu kemudian mendapatkan rekomendasi perawatan sesuai masalah kulit. Kali ini Raisa memilih untuk tetap menjalankan facial dasar meski sempat ditawari pilihan perawatan khusus. Beda dari Larissa, di LBC kamu diharuskan membayar lunas terlebih dahulu. Oya, sekali facial dasar di LBC kamu harus merogoh kocek sekitar Rp 118.000,-. Relatif standar sih, nggak terlalu murah atau mahal. Meski bilik perawatannya terasa agak kecil, tapi tetap terasa nyaman dan privat. Setelah mendaftar dan berkonsultasi ke dokter, resepsionis akan minta calon pasien menunggu sekitar 3 menit di ruang tunggu (saat Raisa ke LBC, kondisi saat itu sedang sepi) lalu akan dipanggil dan diarahkan ke ruang perawatan.


Diakui Lady, saat pertama kali mengunjungi klinik yang berlokasi di Jl Kaliurang utara UGM ini, gedungnya yang cukup menjulang tinggi dan parkiran bak mall membuat bangunan ini cukup mencolok dan dan menarik minat pelanggan. Lady pun mengaku merasa terpukau dengan desain interior Natasha yang nampak mewah. Sayangnya, saat berkunjung ke sana dan kondisi lobi sangat sepi, pelayanannya lumayan lama karena Lady harus menunggu sekitar 45 menit sampai dipanggil. Saat akhirnya dipanggil konsultasi ke Dokter, Lady langsung diarahkan untuk melakukan facial rejuvenation tanpa banyak memberi kesempatan untuk diskusi soal perawatan yang diinginkan. Alhasil Lady harus membayar Rp 180.000 untuk perawatan yang kurang dipahami Lady yang notabene orang baru di tempat tersebut. Sampai di ruang facial, urutannya adalah wajah dibersihkan dulu dengan semacam oil cleanser, kemudian pembersihan tahap kedua, lalu berikutnya adalah pemijatan selama sekitar 20 menit. Khusus untuk pijatannya, Lady merasa sangat puas dengan pelayanan Natasha karena enak dan cukup lama.


Pembayaran dilakukan setelah seluruh rangkaian perawatan selesai. Dikasih bonus air putih dan cemilan pula! Sekeluarnya dari ruang perawatan, kamu bisa langsung menuju kasir untuk melakukan pembayaran. Di sini pun kamu bisa langsung request dan menunggu dilayani jika ingin membeli produk Larissa. Serunya, kamu bakal dapat snack berupa roti kecil dan air putih gratis. Secara keseluruhan, Meily merasa puas melakukan perawatan di klinik kecantikan ini. Selain kamu bisa memilih untuk konsultasi dokter dulu atau nggak, perawatan yang ditawarkan juga cukup baik meski harganya ramah di kantong. Soal terapis yang ramah atau nggak sih relatif ya, kebetulan Meily kali ini merasa terapisnya baik-baik saja 😀 Kekurangannya ya karena ini klinik yang cukup banyak penggemarnya, kamu sebagai pelanggan dituntut sabar dan maklum kalau terpaksa harus mengantri agak lama. Pengalaman berbeda diungkapkan Raisa kali ini akan saat menjalani perawatan di London Beauty Center di sebuah pusat perbelanjaan di Jalan Magelang, Yogyakarta. Diakui Raisa, pelayanan meja resepsionis LBC (singkatan dari London Beauty Center) cukup baik dan ramah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kulit Ternyata Bisa Stres Juga, Ini 4 Tandanya

klinik kecantikan semarang Masalah jerawat